Sabtu, Mei 09, 2009

Syariat Islam Diterapkan di Pakistan, Amerika Ketakutan



Keadaan terkini di Pakistan membimbangkankafir, utamanya Amerika. David Kilcullen, mantan penasehat Departemen Kenegaraan dan Konsultan Anti Teroris pemerintahan Obama, mengatakan bahwa jika Pakistan jatuh ke tangan Mujahidin Taliban, maka itu adalah sebuah malapetaka bagi Amerika. Dia mengatakan :

“Jalur bekalan (dari Karachi sampai pengkalan AS) di Kandahar dan Kabul dari sebelah selatan dan timur akan dipotong, atau sedikitnya jalur-jalur tersebut menjadi lebih tidak aman, dan itu akan membahayakan misi AS di Afganistan."

Salah seorang penasehat Pentagon bahkan mengatakan :

“Saya berpikir Pakistan bergerak pada situasi di mana ekstremis menguasai seluruh daerah pedalaman dan pemerintah hanya mengontrol pusat perkotaan,” tambahnya. “Jika anda melihat 10 tahun yang akan datang, saya kira pemerintahan Pakistan akan dijalankan oleh militan Islam."

Kepala Senat Komite Hubungan Luar Negeri AS, Sen John Kerry, Selasa, 14, April 2009 akhirnya berkomentar terhadap situasi terakhir Pakistan dengan mengatakan :

“Pemerintah seharusnya menyadari urgensitas kondisi ini dan tetap berkomitmen. Ini adalah momen yang serius bagi Pakistan.”

Ketakutan dan kecemasan kini melanda Amerika setelah melihat kemenangan Mujahidin Taliban di Pakistan dan penerapan syariat Islam di sana. Mereka khawatir, Taliban Pakistan akan menyerang posisi Amerika di Afghanistan, dan dapat dipastikan hal itu pasti akan dilakukan oleh mujahidin Taliban Pakistan untuk membantu saudara-saudara seimannya di Afghanistan.

Salah satu langkah tergesa dari Amerika untuk menahan laju mujahidin Pakistan adalah dengan jalan memberikan suntikan dana segar ke pemerintahan sekuler Pakistan sebesar 5 milyar USD. Bantuan yang datang dari negara kafir Amerika dan sekutu mereka, seperti Jepang, Eropa dan penguasa munafik Arab Saudi diberikan dalam sebuah acara konferensi Tokyo, dengan sebuah janji dari presiden murtad Asif Ali Zardari untuk meningkatkan serangan kepada mujahidin.

Dari gedung putih, pemimpin pasukan perang salib baru, Barack Obama sudah menetapkan strategi terbarunya dengan meletakkan Pakistan sebagai pusat perjuangan melawan Taliban, dan Al Qaeda. Presiden yang asli yahudi ini juga mempropagandakan Al Qaeda sebagai kanker yang menggerogoti tubuh Pakistan dari dalam dan mengancam Pakistan untuk segera menyingkirkan mujahidin dari bumi Pakistan.

Strategi licik dan busuk yang dilancarkan kafir Amerika adalah menyuap kepala-kepala suku di pedalaman Pakistan, khususnya di wilayah perbatasan untuk membantu mereka. Amerika juga merangkul teman-teman baru mereka untuk bergabung dalam perang di Afghanistan, seperti Rusia. Nampaknya, Amerika semakin kewalahan dan sudah hampir mati langkah!

Barack Obama terpaksa harus putar otak dan memikirkan strategi baru apa yang harus diterapkan untuk mengatasi gelombang jihad di Pakistan. Salah satu yang mencuat adalah penambahan 4.000 personil tentara kafir Amerika akan diterjunkan untuk meningkatkan kapasitas tentara dan polisi Afghanistan. Selain itu, ia juga akan menyediakan bantuan untuk mendukung pengembangan warga sipil.

Obama juga berjanji akan meningkatkan serangannya di Afghanistan. Keputusan ini tentu tidak aneh dan menunjukkan siapa sejatinya presiden Amerika terpilih yang ke-44 ini. Untuk mendukung semua rencana ini, Obama meminta kongres untuk mengesahkan undang-undang yang berisi penggelembungan pengeluaran Amerika di Pakistan menjadi 1.5 miliar dolar per tahun selama lima tahun mendatang, untuk menolong membangun sekolah, jalan dan rumah sakit di Pakistan.

Propaganda dan perang media juga gencar dilakukan oleh Amerika. Melalui menteri luar negerinya, Hillary Clinton, rakyat Pakistan dipengaruhi untuk menekan pemerintah Pakistan agar segera menghalau mujahidin Taliban Pakistan. Hillary juga mengatakan bahwa pergerakan mujahidin Taliban Pakistan merupakan ancaman besar untuk eksistensi Pakistan.

Langkah terakhir yang cukup mengejutkan dari Amerika adalah berupaya membujuk negera kafir India agar berdamai dengan Pakistan, untuk kemudian bersama-sama menggempur mujahidin Taliban Pakistan.

Sebagai langkah awalnya, Amerika telah meminta India untuk menarik mundur pasukannya di perbatasan dan membiarkan Pakistan berkonsentrasi menghadapi Taliban. Siapa pun tahu, antara India dan Pakistan terjadi konflik yang tidak berkesudahan, termasuk dalam memperebutkan wilayah Kashmir.

Di samping itu, Amerika juga merasa perlu untuk meningkatkan kerja sama militer secepatnya dengan Pakistan. Melalui sekretaris pertahanannya, Michele Flournoy, disampaikan maksud untuk memberikan pelatihan kepada angkatan perang Pakistan dan memberikan mereka nasehat atau strategi untuk mendukung operasi mereka melawan mujahidin Taliban Pakistan. Namun, satu pertanyaan penting harus diajukan kepada para petinggi di gedung putih, sanggupkah pasukan mereka bersama dengan seluruh sekutu mereka untuk mengalahkan semangat jihad mujahidin Taliban Pakistan ?

Jihad Hingga Tidak Ada Lagi Fitnah

“…Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran) maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS Al Anfal : 39)

Banyak pejabat AS dan para pakar lainnya memperkirakan bahwa para mujahidin Taliban tidak akan pernah menyerah dan bahkan semakin meningkatkan perlawanannya. Seorang penulis dan ahli terorisme, Ahmad Rashid mengatakan dalan sebuah konferensi di Washington, Rabu (15/4).

"Taliban saat ini menjadi pasukan yang terus meningkatkan dirinya. Mereka mempunyai agenda untuk Pakistan, dan agenda itu tidak lain adalah untuk menumbangkan pemerintah Pakistan dan men-Taliban-kan seluruh negara tersebut."

Tidak salah, tujuan akhir mujahidin Taliban Pakistan memang bukan hanya penerapan syari’at di beberapa tempat saja, akan tetapi di seluruh Pakistan. Bahkan, secara lebih luas lagi adalah hingga tidak ada lagi fitnah (agama musyrik) di muka bumi ini.

Muslim Khan, juru bicara mujahidin Taliban Pakistan dari Lembah Swat mengatakan :

"Syariat Islam tidak pernah memerintahkan kami untuk berhenti berperang, Jika pemerintah Afghanistan atau Pakistan masih meneruskan perang dan mendukung kebijakan anti-Muslim, tidak mungkin Taliban merebahkan tangan mereka. Ketika kami telah berhasil mencapai tujuan di satu wilayah, maka kami akan berjuang di wilayah lainnya.”

Inilah janji mujahidin Taliban Pakistan, yang dengan tegas mengatakan bahwa mereka tidak akan meletakkan senjata mereka walau syariat Islam telah diterapkan di wilayah Lembah Swat dan Barat laut Pakistan. Mereka akan terus berjuang agar seluruh wilayah Pakistan menerapkan syariat Islam.

Bahkan mereka, mujahidin Taliban Pakistan juga siap untuk melancarkan serangan hingga ke Afghanistan. Para mujahidin Taliban Pakistan akan secepatnya memasuki Afghanistan untuk bersama-sama bertempur dengan mujahidin Afghanistan melawan tentara teroris AS dan sekutunya. Muslim Khan menambahkan :

"Perjuangan kami adalah untuk menerapkan aturan buatan Allah di bumi milik Allah. Kami akan mengirimkan mujahidin kami ke Afghanistan jika mujahidin Afghanistan memerlukan kami secepatnya."

Kini, konsentrasi mujahidin Taliban Pakistan memang mengarah ke Islamabad, ibu kota Pakistan. Berulang kali mereka mengisyaratkan bahwa pihaknya akan terus mengusahakan agar Islamabad, bisa ditaklukkan. Seorang panglima mujahidin Taliban mengatakan pada hari Rabu (8/4) akan keyakinan untuk segera menaklukkan Islamabad.

"Tidak akan lama lagi Islamabad akan ada dalam genggaman mujahidin."

Kabar terakhir menginformasikan bahwa sekitar 20 kendaraan yang membawa sejumlah mujahidin telah memasuki Distrik Buner, 100 km Baratlaut Islamabad pada Senin (6/4). Beberapa pejabat lokal juga mengonfirmasikan pada Rabu (8/4) kebenaran bahwa para mujahidin telah memasuki wilayah kota dan bertempur dengan personil polisi Pakistan di beberapa bagian di distrik Buner.

Mujahidin Taliban Pakistan telah bersumpah menjadikan beberapa kota besar di Pakistan menjadi medan pertempuran setelah mereka menegakkan kekuasaannya sepanjang barat laut negara tersebut.

Syekh Baitullah Mehshud, Pemimpin Mujahidin Taliban Pakistan secara tegas juga menyatakan sikapnya untuk terus menggempur Pakistan selama masih bekerjasama dengan Amerika. Pada Selasa (31/3) lalu, beliau juga menyatakan pertanggung-jawaban atas serangan berdarah di akademi kepolisian Lahore (30/3). Beliau mengatakan :
"Kami mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Ini adalah balasan terhadap serangan terus-menerus pesawat tak berawak milik AS di atas wilayah kami."
Beliau juga mengaku bertanggung jawab terhadap serangan istisyhad (bom syahid) pada 23 Maret silam di halaman kantor polisi di Islamabad. Keberhasilan mujahidin Taliban Pakistan juga tidak terlepas dari dukungan mujahidin global, terutama Taliban dan Al Qaeda.

Perjuangan mujahidin Taliban Pakistan mendapat simpati dari mujahidin di seluruh dunia. Al Qaeda, sebuah organisasi jihad global, melalui salah seorang tokohnya, Syekh Abu Yahya Al-Libbi, menyampaikan simpati yang besar kepada perjuangan kaum Muslimin Pakistan, dan mendoakan syahidnya Syekh Abdur Rashid Ghazi, dan menjuluki beliau sebagai “Master of Martyrs.”

Pimpinan tertinggi Al Qaeda, Syekh Usamah bin Ladin bahkan merilis sebuah video khusus yang diproduksi oleh sayap media mereka, As Sahab, untuk menyerukan jihad kepada seluruh rakyat Pakistan. Video berjudul Hayya alal jihad (Ayo Berjihad, Pesan Untuk Rakyat Pakistan) yang dirilis pada bulan September 2007/Ramadhan 1428 H sedikit banyak telah menyemangati ruh jihad kaum Muslimin di seantero Pakistan. Diawali dengan mengulas tragedi Masjid Merah, konspirasi batil pemerintah sekuler Pakistan dengan Amerika, Syekh Usamah Bin Ladin menggugah semangat dan keberanian rakyat Pakistan untuk berjihad menumbangkan rezim sekular pimpinan Pervez Musharraf ketika itu.

Akhirnya, kita harus menyebut satu nama lagi untuk masalah ini, yakni Mullah Muhammad Umar, Amirul Mu’minin Imarah Islam Afghanistan, sekaligus pelopor dan pemimpin umum gerakan Taliban. Dalam buku “The Giant Man, Biografi Mullah Umar”, karangan Husayn Bin Mahmud, orang terdekat dan kepercayaan beliau, diceritakan bagaimana lelaki perkasa dari Qandahar ini, Mullah Muhammad Umar, berhasil dari seorang diri, kemudian menggerakkan revolusi Islam di Afghanistan melalui Taliban. Para murid atau santri yang di Afghanistan disebut dengan Taliban (jamak dari Talabah yang berasal dari bahasa Pashtun) berhasil mengambil alih kekuasaan hampir seperlima Afghanistan tanpa peperangan, tetapi dengan keinginan penduduknya yang memang rindu tegaknya syari’at dan keamanan.

Kini, mujahidin Taliban Pakistan sedang mengikuti jejak keberhasilan revolusi Islam saudara-saudara mereka, Taliban Afghanistan. Masyarakat Pakistan juga sudah lama merindukan tegaknya syari’at Islam yang lebih memberikan rasa aman dan kesejahteraan yang hakiki. Kondisi ini memungkinkan penguatan Imarah Islam Afghanistan untuk kemudian menjadi jantung Khilafah Islam dengan diterapkannya syari’at Islam di seantero Pakistan.

Wallahu’alam bis showab!

By: M. Fachry
Arrahmah.Com International Jihad Analys

Tiada ulasan:

Catat Ulasan