Ayah…
Oh Ayah
Engkau bekerja dengan giat
Demi masa depan anak mu
Dan sesuap nasi
Oh Ayah
Engkau mendidikku
Supaya menjadi
Orang yang berguna
Ayah
Kini telah datang sebuah kisah
Yang menjadi nostalgia buatku
Nostalgia baru
Ayah
Apabila aku mengingat kisah itu
Aku seakan-akan mau menangis
Tetapi tidak mampu
Ayah
Kini hujan mengalir deras diluar
Bersama mengalirnya air mataku
Apabila mengingat kisah tersebut
Ayah
Kini kau sendiri di balik
Jeruji besi yang dingin
Aku berharap kau tabah
Ayah
Sekarang kau tidak bebas
Tidak bebas seperti kemarin
Tidak bebas seperti Dulu
Ya Allah…
Ku mohon do’a
Supaya ayahku tabah menghadapi
Ujian ini
Ayah
Kini hanya terdengar iba
Tidak lagi kudengar suaramu
Hanya kenangan yang lalu
Ya Allah
Tidak dapat kubayangkan
Bagaimana perasaan Ibu
Ayah
Kau telah memberiku nama yang baik
Kau telah mendidikku dengan baik
Insya Allah itu semua berfaidah
Ayah
Kini air mataku berderai
Mengingat kisah lalu
Ayah
Aku berusaha
Tetap tegar mengahadapi
Segala rintangan yang menghadang
Ayah
Aku akan belajar
Supaya nanti
Menjadi orang berguna
Ayah
Kini kau tiada di sisiku
Tetapi tetap ada di hatiku
Namamu akan kukenang
Senyummu selalu terbayang di mataku
Wajahmu selalu terbayang di ingatanku
Ya Allah…
Kumohon do’a
Semoga kedua orangtuaku
Selamat di dunia dan di akhirat
Ayah…
Aku bangga menjadi anakmu
ANAK SEORANG TERORIS !
Puisi ini di ambil dari buku “ORANG BILANG, AYAH TERORIS” yang di tulis oleh Ustadzah Faridah Abas istri dari Ustadz Asy-Syaheed (InsyaAllah) Ali Ghufron alias Mukhlas ( Mujahid yang meledakan kaum kuffar di bali pada tanggal 12 oktober 2002 ). Puisi ini ditulis oleh putri sulung mereka, bertetapan dengan resmi di tahannya Ust.Ali Ghufron saat itu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan